MP Lampura -- Harga singkong yang semakin hari semakin turun drastis membuat para petani dan pemilik lapak menjerit. Sebelum nya harga singkong perkilo masih dalam kisaran Rp.1.870,- kini harga nya sekarang begitu drastis turun hingga menjadi Rp.1.240,- Senin (8/8/2022).
Dengan keadaan harga singkong yang dinilai sangat murah itu, salah satu petani singkong di Lampung Utara bernama Sunardi mengeluh. Bagaimana tidak,dengan harga yang demikian bagi mereka tidak sesuai dengan lonjaknya harga pupuk dan pestisida (pembasmi hama).
"Karena harga pupuk aja sekarang udah dua ratus ribu lebih,kalau harga nya singkong kayak sekarang kami bisa di bilang mengalami kerugian, dan tidak ada untung nya lagi buat kami selaku petani singkong," keluhnya.
Anjloknya harga singkong saat ini, tidak hanya para petani namun pemilik lapak singkong, dan salahnya nya yaitu Lapak barokah cahaya abadi (BCA) yang terletak di desa Bindu, Kabupaten Lampung Utara bernama Ekroni, dirinya pun memiliki keluhan yang sama dengan apa yang menjadi keluhan para Petani.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Ekroni, dia menjelaskan, "Sebelum harga singkong turun, saya menaruh tarif dengan hitungan 1870+40+20 dengan total Rp 1.930,-(seribu sembilan ratus rupiah). Namun saat ini anjloknya harga menjadi 1240+40+20 dengan total Rp.1.300,-(seribu tiga ratus rupiah).
Dengan demikian dapat di perhitungkan harga singkong tersebut anjlok mencapai kisaran Rp.630,-(enam ratus tiga puluh rupiah) perkilonya. Akibat harga yang di tetapkan,membuat para petani menunda untuk panen tanaman singkong mereka. Dan dengan penundaan panen tersebut tidak dipungkiri membuat lapak yang sering disebut lapak BCA ini mengalami kerugian besar, bahkan belum sampai sebulan ia telah mengalami kerugian lebih dari Rp.20.000.000,-.
Diluar dari itu, sedangkan pengeluaran untuk sewa alat berat, dirinya harus mengeluarkan uang dari kantung sebesar Rp.24.000.000.,-(dua puluh empat juta rupiah)."Saya berharap buat pemerintah Lampung Utara menyikapi persoalan ini karena semua pengepul atau pemilik lapak singkong mengalami kerugian akibat ketidakstabilan harga singkong tadi nya beli mahal sampai di pabrik di potong persennya yang besar dengan alasan pabrik singkong sudah busuk dan minep,dan drastis nya turun harga sampai tidak ada konfirmasi dari pihak pabrik." harap dia.
Masih lanjut, "Saya Ekroni pemilik lapak barokah cahaya abadi di desa Bindu mengalami kerugian dan tidak bisa bekerja lagi karena semua petani menahan untuk memanen kan singkongnya,"jelas Ekroni.
Harapan besar bagi para petani dan pemilik lapak singkong,akan pengambilan sikap atau perhatian pemerintah daerah tehadap anjloknya salah satu harga hasil bumi tersebut. (Umi/Romsi)