MP Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nico Afinta menyiapkan sumber daya manusia dalam rangka menghadapi berbagai tantangan, seperti tidak stabilnya kondisi geopolitik dunia, dalam rangka mencapai Indonesia Emas 2045.
"Membangun sumber daya manusia itu menjadi bagian penting. Untuk apa? Untuk merespons tantangan," ujar Sekjen Kemenkumham, Rabu (6/11/24).
Ia memaparkan dua tantangan strategis yang kini dihadapi oleh Indonesia, yakni kondisi geopolitik dunia yang tidak stabil dan pelambatan ekonomi global.
Mengenai geopolitik dunia yang tidak stabil, Sekjen Kemenkumham menyoroti perang yang terjadi antara Ukraina dengan Rusia, perang Israel dengan Palestina, perang Korea Utara dengan Korea Selatan, serta konflik Laut China Selatan yang berlokasi sangat dekat dengan Indonesia.
"Yang terbaru, Israel dengan Palestina yang berkembang ke negara tetangganya. Sudah terlibat Iran, Turki pun juga sudah masuk karena diserang oleh teroris di Suriah," ujar Sekjen Kemenkumham.
Menurut Sekjen Kemenkumham, keadaan tersebut menandakan bahwasanya kondisi geopolitik dunia sedang tidak baik-baik saja. Sementara mengenai pelambatan ekonomi global, terdapat kekhawatiran bahwa pelemahan ekonomi dan kemungkinan resesi negara-negara maju dapat menekan laju permintaan produk ekspor Indonesia, meningkatkan suku bunga acuan sehingga memberikan tekanan kepada rupiah.
"Hal itu berpengaruh kepada Indonesia Emas 2045," ujar Sekjen Kemenkumham.
Oleh karena itu, ia menggandeng Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Hukum dan HAM untuk meningkatkan kualitas SDM guna merespons tantangan-tantangan tersebut.
"Apa pun yang kita kerjakan dalam suatu organisasi, dengan teori apa pun juga, ternyata sumber daya manusia menjadi bagian paling penting, terpenting," ujar Sekjen Kemenkumham.
Melalui peningkatan SDM, khususnya di lingkungan aparatur sipil negara Kementerian Hukum dan HAM, ia berharap agar kebijakan yang dilahirkan dapat lebih berkualitas. (*)